Informasi / Berita Terkini / Manifestasi Klinis Brucellosis pada Ternak

Manifestasi Klinis Brucellosis pada Ternak

Sejak diisolasi pertama kali oleh Bruce pada tahun 1897, bakteri Brucella masih tersebar luas di dunia dan menyebabkan penyakit zoonosis yang dikenal dengan Brucellosis. Brucella memiliki enam spesies yaitu Brucella abortus, Brucella melitensis, Brucella suis, Brucella neotomae, Brucella ovis, dan Brucella canis. Perbedaan spesies Brucella memberikan manifestasi klinis yang berbeda pada ternak yang terinfeksi.

 

 

Brucellosis pada sapi

Pada sapi, Brucellosis umumnya disebabkan oleh Brucella abortus. Brucella melitensis dilaporkan dapat menyerang sapi namun dengan tingkat kejadian yang lebih rendah dibandingkan dengan B. arbortus. Brucella suis juga dapat ditemukan pada sapi walaupun sangat jarang dan cenderung tidak menimbulkan gejala klinis dan tidak menular antar sapi.

 

Masa inkubasi Brucellosis pada sapi bervariasi tergantung dari umur, jumlah paparan bakteri, umur kebuntingan, dan status vaksinasi. Gejala klinis utama Brucellosis pada sapi, khususnya sapi betina, adalah abortus atau keguguran/keluron. Abortus biasanya terjadi pada bulan kelima dan kedelapan masa kebuntingan. Abortus biasanya diikuti dengan retensi plasenta dan atau metritis, yang dampak berdampak pada infertilitas permanen. Selain abortus, gejala klinis yang umum ditemui adalah kelahiran prematur, stillbirth, dan anak sapi yang terlahir lemah. Pada sapi perah, dapat terjadi penurunan produksi susu.

 

Pada sapi jantan, gejala klinis ditemukan pada saluran dan organ reproduksi.  Pembengkakan skrotum atau orchitis (umumnya unilateral) epididymitis, ampullitis dan seminal vesiculitis sering dilaporkan terjadi pada sapi jantan. Selain itu, dapat ditemukan pula abses pada testis.

Fetus abortus. Sumber: Megid et al, 2010.

 

Brucellosis pada kambing dan domba

Brucellosis pada kambing dan domba disebabkan oleh B. melitensis dan B. ovis. B. melitensis dapat menginfeksi kambing dan domba dengan jumlah kasus yang relative sama, sedangkan B. ovis hanya menyerang domba. B. abortus dan B. suis juga dilaporkan dapat menginfeksi kambing dan domba walaupun dengan tingkat kejadian yang lebih rendah.

 

Gejala utama Brucellosis akibat B. melitensis dan B. ovis pada kambing dan domba adalah abortus yang biasanya terjadi pada dua bulan terkahir masa kebuntingan. Selain itu juga ditemukan retensi plasenta dan anak yang terlahir lemah atau bahkan mati sesaat setelah dilahirkan. Plasenta pada induk yang abortus tampak abu-abu nekrotik dan disertai edema. Umumnya, abortus hanya terjadi satu kali.

 

Gejala klinis pada kambing dan domba jantan ditandai dengan orchitis disertai peradangan pada tunica vaginalis dan pembengkakan pada kantung skrotalis akibat hemoragi atau eksudat fibrino-purulen. Pada fase kronis, gejal aklinis yang dapat muncul berupa arthritis dan penurunan kualitas semen. Pada infeksi akibat B. ovis, gejala klinis yang sering dijumpai pada domba jantan adalah epididymitis yang pada fase kronis ditandai dengan pembesaran epididymis empat hingga lima kali dari ukuran normal.

 

Pembengkakan kantung skrotalis unilateral (kiri) dan bilateral (kanan). Sumber: Chand et al, 2002.

 

Brucellosis pada babi

Brucella suis adalah spesies Brucella yang sebagian besar menginfeksi babi. Manifestasi klinis Brucellosis pada babi oleh B. suis secara umum berupa abortus (yang dapat terjadi pada umur kebuntingan kapanpun dan sering tanpa vaginal discharge), anak babi yang terlahir lemah, infertilitas, orchitis, epididymitis, spondylitis khususnya pada bagian lumbal dan sacral, arthritis, dan kelumpuhan. Sering pula ditemukan abses dengan berbagai ukuran pada berbagai organ atau jaringan. Tidak ditemukan tanda berupa demam pada babi yang terserang Brucellosis. Perlu diketahui pula bahwa banyak kasus Brucellosis pada babi yang tidak menunjukkan gejala klinis. Kematian pada babi terserang Brucellosis sangat jarang dilaporkan.

 

 

Brucellosis pada kuda

Pada kuda, Brucellosis umumnya disebabkan oleh B. abortus dan terkadang oleh B. suis. Brucellosis pada kuda dapat bersifat asimtomatik. Gejala yang paling sering ditemukan berupa peradangan pada bursa supra-atlantal dan supraspinal yang umumnya dikenal sebagai Fistulous withers atau poll evil. Kantung bursa mengalami pembengkakan yang berisi eksudat bening yang dapat mengalami ruptur sehingga mengakibatkan infeksi sekunder. Tidak seperti pada ternak lain, gejala klinis berupa abortus sangat jarang ditemukan pada kuda.

 

 

Brucellosis pada ternak merupakan penyakit kronis yang memiliki manifestasi klinis yang beragam. Sebagian besar gejala klinis tampak pada organ dan saluran reproduksi dan sebagian lain bahkan tanpa gejala. Namun, gejala klinis tidak dapat memberikan diagnosis definitif untuk penyakit ini sehingga perlu diagnosis lanjutan berupa diagnosis laboratorium untuk meneguhkan diagnosis.

 

(Penulis: Jesiaman Silaban, BBVet Wates)

 

 

Referensi:

Chand P, Sadana J R, Malhotra A K. 2002. Epididymo-orchitis caused by Brucella melitensis in breeding rams in India. Veterinary Record 150, 84-85

Jane Megid, Luis Antonio Mathias, Carlos A Robles. 2010. Clinical Manifestations of Brucellosis in Domestic Animals and Humans. The Open Veterinary Science Journal, 2010, 4, 119-126

OIE Terrestrial Manual. 2018. Chapter 3.1.4 Brucellosis (Brucella abortus, B. melitensis and B. suis). Retracted from https://www.oie.int/en/disease/brucellosis/