drh. Hendra Wibawa, M.Si, Ph.D, Kepala Balai Besar Veteriner Wates, menghadiri undangan menjadi pembicara dalam WOAH Regional Avian Disease Expert Group Meeting for Asia and the Pacific di Australia pada 31 Oktober - 4 November 2022
Bertempat di Aula Gedung Australian Center for Disease Preparedness (ACDP), Geelong, Australia, beliau memaparkan situasi HPAI-LPAI dan surveilans penyakit unggas di Indoenesia dan pengalaman pengembangan sistem monitoring virus influenza di Indonesia, mengetahui update situasi HPAI-LPAI global serta mendapatkan masukan dan rekomendasi dari para pakar Avian Influenza Dunia terkait langkah-langkah mitigasi risiko kewaspadaan penularan penyakit baru HPAI H5Nx di Indonesia.
Pertemuan di WOAH Asia-Pasific ini dihadiri kurang lebih 48 peserta dari para pakar virologi dan epidemiologi AI serta berbagai stakeholders seperti WOAH, FAO, WHO, OFFLU, peneliti dari laboratorium rujukan AI di Asia Pasifik dan universitas dari Jepang, China, Korea Selatan, India, Australia, Malaysia, dan Indonesia.
Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, sebagai perwakilan dan utusan Indonesia, selaku Laboratorium Rujukan Nasional Penyakit AI sekaligus Focal Point Jejaring Influenza Virus Monitoring (IVM Network). drh. Hendra menyampaikan Update Situasi Penyakit Unggas, khususnya AI dan ND serta, terkait kasus penyakit, strain yang bersirkulasi, strategi pengendalian dan vaksinasi. Selain itu beliau memaparkan tentang Jejaring Monitoring Virus Influenza sebagai bagian dari Overview of the global and regional networks, data bases and information sharing platforms, including WAHIS and OFFLU.
Pada kesempatan ini, Kepala BBVet Wates menyampaikan perlunya penambahan perwakilan dari Asia Tenggara, khususnya dari Indonesia, dalam jejaring pakar penyakit unggas, khsuusnya AI dan ND, pada pertemuan WOAH. Beliau juga menyampaikan proposal agar BBVet Wates dapat dipertimbangkan untuk menjadi salah satu Laboratorium Rujukan AI di Kawasan Asia, khsusnya di Asia Tenggara.
Dalam pertemuan ini dibahas tentang update situasi penyakit HPAI H5Nx yang telah menyebarluas ke seluruh benua, kecuali Australia. Beberapa negara Asia, Afrika, Eropa, Timur Tengah dan Amerika telah melaporkan wabah HPAI H5Nx (H5N1, H5N2, H5N5, H5N6, H5N8) clade 2.3.4.4 sejak 2014 saat ini, dimana sejak Oktober 2020 terjadi kasus baru clade 2.3.4.4b di Asia, Afrika, Eropa, dimana kasus tidak hanya ditemukan pada burung-burung migrasi, tetapi telah terjadi penularan pada ternak unggas
Kesepakatan yang tercapai pada pertemuan ini antara lain mengenai penyusunan pembaruan informasi penyakit unggas baik dari surveilans dan dan penelitian dari laboratorium yang perlu dilaporkan secara berkala terutama dalam 12 bulan terakhir serta kesepakatan langkah-langkah untuk berbagi informasi di kawasan Asia Pasifik. Selain itu memastikan adanya keterkaitan dan harmonisasi dengan platform dan basis data yang ada, fokus untuk berbagi informasi regional adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan deteksi dini serta membantu anggota regional dengan strategi pengawasan dan pengendalian mereka serta mengembangkan kesimpulan dan rekomendasi yang disepakati oleh jaringan ahli regional tentang AI dan penyakit unggas lainnya yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pengembangan kebijakan nasional dan regional.
Menyepakati pentingnya peningkatan aktivitas surveilans AI pada burung-burung liar dengan mempertimbangkan desain surveilans, jumlah sampel, dan metode deteksi yang cepat dan akurat termasuk penggunaan teknologi terkini dan bioinformatika untuk keperluan peringatan dini (early warning) penyakit yang efisien dan efektif merupakan bagian dari kesepakatan dalam pertemuan ini.
Tindak lanjut dalam pertemuan ini antara lain menekankan bahwa semua negara perlu melakukan langkah-langkah srategis untuk mencegah penularan dan penyebaran HPAI H5Nx Clade 2.3.4.4. Selain itu platform sharing informasi di Asia-Pasific terus dipertimbangkan untuk meningkatkan kemampuan diagnosis molekuler, kharakterisai antigenik, dan identifikasi ko-infeksi dari berbagai penyakit/pathogen.
Keberlanjutan surveilans perlu diperhatikan terutama dengan meningkatkan surveilans pada burung-burung migrasi selain surveilans pada peternakan dan rantai pasar serta peningkatan kapasitas laboratorium perlu terus dilakukan dalam melakuan deteksi dini penyakit dengan cepat dan akurat untuk mendukung surveilan dan peringatan dini yang efisien dan efektif serta perlunya penambahan perwakilan dari Asia Tenggara dalam pertemuan rutin WOAH di Asia-Pasifik, dimana BBVet Wates akan dimasukkan dalam jejaring laboratorium untuk pertemuan rutin tiap tahun.