Informasi / Berita Terkini / RAKOR WILKER BBVET WATES TH 2023 DIHADIRI 78 DINAS DAN STAKEHOLDER PETERNAKAN

RAKOR WILKER BBVET WATES TH 2023 DIHADIRI 78 DINAS DAN STAKEHOLDER PETERNAKAN

Yogyakarta 23 Feb 2023.  Balai Besar Veteriner Wates yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian yang berkedudukan di Wates Kulonprogo, dengan wilayah kerja meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta, selama tiga hari ini mengadakan Rapat Koordinasi dengan dinas provinsi, Karantina serta laboratorium Kesehatan hewan, Pusvetma Surabaya, Balai Besar Ternak Unggas dan Hijauan Pakan Ternak (BBTU HPT ) Baturaden, serta dinas kabupaten/ kota yang membidangi peternakan dan Kesehatan hewan. Sejumlah utusan hadir untuk mengikuti Rakor yang diisi dengan paparan dari para ahli Kesehatan hewan dan Kesehatan masyarakat veteriner.

Acara yang berlangsung dari Rabu, 22 Februari hingga Jum at , 24 Februari 2023, dibuka oleh Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan), Dr drh Nuryani Zainuddin MSi melalui daring. Dalam sambutannya Dirkeswan menyampaikan pentingnya peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit baru dan kesiapan masyarakat peternakan terhadap bencana sebagai efek perubahan iklim.

Acara tersebut juga menghadairkan DR Tri Satya Putri Naipospos , anggota Komisi Ahli Kesehatan Hewan Nasional yang menyampaikan materi tentang Resiliensi Sistem Kesehatan Hewan Nasional dalam menghadapi tantangan wabah penyakit yang berpotensi menimbulkan kirisis pangan dan ekonomi.  Lebih lanjut Tata juga menyampaikan hal penting lainnya mengenai penyakit hewan,  yang masuk dalam Transboundary Animal Diseases (TAD)  yaitu Penyakit lintas batas yang  didefinisikan sebagai: “penyakit-penyakit dengan dampak penting terhadap ekonomi, perdagangan dan/atau ketahanan pangan dari sekelompok negara, yang dapat dengan mudah menyebar ke negara lain, mencapai proporsi epidemi dan membutuhkan kerja sama pengendalian dan pemberantasan antara berbagai negara . Dampak ekonomi dari TAD dapat dinilai pada tingkat yang berbeda dan dari perspektif pemangku kepentingan yang berbeda. Misalnya: bagi pemerintah atau koalisi regional, TAD dapat merupakan ancaman bagi pendapatan nasional, potensi pengurasan anggaran, dan hambatan bagi perdagangan internasional. Bagi produsen ternak, pedagang, pengolah dan pengecer produk ternak, keberadaan TAD dapat mewakili ancaman terhadap mata pencaharian, kebutuhan untuk berinvestasi dalam tindakan-tindakan pencegahan, dan sumber konflik dengan layanan veteriner negara. Sedangkan untuk penyedia layanan kesehatan hewan dan supplier vaksin dan obat-obatan dapat melihat TAD sebagai sumber pendapatan dari penjualan obat dan vaksin.. Konsumen dapat menganggap TAD sebagai ancaman bagi kesehatan (jika penyakitnya zoonotik), dan mungkin dirugikan jika wabah penyakit yang hebat mempengaruhi harga pangan atau menganggu suplai pangan.

Dalam diskusi lainnya yang menghadirkan 3( tiga) narasumber dari Provinsi Jawa Tengah,Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta disampaikan masing-masing perwakilan mengenai situasi , kondisi serta kegiatan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Diseases (LSD). Wabah PMK yang merebak sejak tahun 2022 lalu, telah mengalami penurunan kasus diakhir tahun 2022, namun perlu kewaspadaan terhadap kemungkinan peningkatan kasus lagi di tahun 2023, sehingga kegiatan vaksinasi harus tetap dilaksanakan dengan baik dan maksimal, serta melibatkan stakeholder terkait. Sedangakan LSD meskipun jarang menyebabkan kematian pada ternak sapi, namun merugikan karena menurunkan nilai jual sapi, dikarenakan penyakit tersebut menyebabkan bentol-bentol dan keropeng pada kulit.

Kepala Balai Besar Veteriner Wates, drh Hendra Wibawa, MSi, Ph.D  mengingatkan dalam sambutan dan diskusi dengan para peserta mengenai pentingnya program vaksinasi PMK dan LSD, serta perlunya tetap mengaplikasikan SOP(Standard Operasional Prosedur ) dalam pelaksanaannya agar penyakit PMK dan LSD dapat segera diatasi.

Kegiatan Rapat Koordinasi Balai Besar Veteriner Wates ini dilakukan secara periodic rutin setiap tahun untuk melakukan evaluasi dan sosialisasi perkembangan Kesehatan hewan dan produk hewan serta Kesehatan masyarakat veteriner