Informasi / Berita Terkini / Kementan Turunkan Tim BBVET WATES untuk Bantu Penanganan Kasus Antraks di Gunung Kidul

Kementan Turunkan Tim BBVET WATES untuk Bantu Penanganan Kasus Antraks di Gunung Kidul

"Kementan Turunkan Tim BBVET WATES untuk Bantu Penanganan Kasus Antraks di Gunung Kidul"
Menindaklanjuti informasi adanya kasus kematian ternak yang diduga antraks di Gunung Kidul, Daerah Istimwewa Yogyakarta, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) langsung turunkan Tim dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates untuk melakukan investigasi dan penanganan kasus ke lokasi bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Gunung Kidul.
Tujuan dari investigasi ini adalah: a) Mengetahui kronologi dan sumber penyebab munculnya kasus penyakit, b) Mengetahui besaran kasus penyakit yang terjadi di lapangan, c) Mengetahui faktor-faktor risiko pencetus timbul dan menyebarnya penyakit, dan d) Memberikan rekomendasi teknis terkait penanganan kasus di lapangan.
Respon yang dilakukan BBVet Wates sangat cepat dan harus tepat dikarenakan penentuan diagnosis dan identifkasi agen penyakit sangat berguna untuk pengendalian kasus di lapangan. Dilaporkan pertama kali dari Dusun Kebowan Kidul dan Kebowan Lor, Desa Gombang, Kepanewon Ponkong, Gunung Kidul oleh masyarakat (pemilik ternak) pada akhir Januari 2022 dan Tim BBVet Wates bersama Tim dari Dinas Kab. Gunung Kidul bahu-membahu melakukan investigasi kasus di lapangan pada tanggal 24-26 Januari 2022. Identifikasi agen penyebab kasus penyakit diperoleh dalam waktu singkat yaitu positif terisolasi dan teridentifikasi _Bacillus anthracis_, kuman/bakteri penyebak antraks.
Menindaklanjuti temuan ini, BBVet Wates kembali menerjunkan Team Investigasi dan Team Koordinasi Penanganan Kasus Antraks dipimpin langsung Kepala BBVet Wates, Drh. Hendra Wibawa, M.Si, Ph.D bersama Koordinator Kelompok Pelayanan Veteriner, Drh. Indarto, Subkor Pelayanan Teknis, Drh. Suhardi, dan Medik Paramedik Veteriner pada hari Senin, 31 Januari 2022. Team ini bertugas untuk menelusur lebih dalam sumber penyakir dan faktor risiko penyebaran penyakit antar kandang/peternakan baik yang terjadi di Desa Gombang, Kepanewon Ponjong dan di daerah kasus baru, yaitu di Desa Hargomulyo, Kepanewon Gedangsari, Kab. Gunung Kidul. Tim BBVet Wates juga melakukan kegiatan Komunikasi Risiko, Informasi dan Edukasi bersama Dinas PKH dan Dinas Kesehatan Kab. Gunung Kidul, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Gunung Kidul dan BBTKLPP Yogyakarta.
Siang, 31 Januari 2022 Team BBVet Wates diterima oleh Bupati Gunung Kidul, Mayor Chb. (Purn.) H. Sunaryanta, Sekretaris Daerah, dan jajaran Pemda Kabupaten Gunung Kidul bersama dinas dan instansi terkait untuk melakukan Rapat Koordinasi Pengenalian Kasus Antraks di Kabupaten Gunung Kidul. Dalam kesempatan ini Kepala Balai menyampaikan hal-hal terkait sumber pencetus kasus penyakit antraks di Gunung Kidul serta faktor-faktor risiko penularan antar peternak dalam satu desa atau penyebaran ke desa lain. Kepala Balai juga menyampaikan beberapa langkah-langkah pengendalian yang harus cepat dan tepat dilakukan antara lain perlunya penetapan zonasi tertular dan terancam, pengobatan dan vaksinasi ternak di zonasi yang telah ditetapkan, disposal dan dekontaminasi sesuai SOP, pembatasan lalu lintas ternak masuk dan keluar di daerah zonasi, penggiatan KIE secara serentak melalui perangkat di daerah, serta kerjasama lintas sektor dan lintas batas wilayah.
Dalam kesempatan ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan bantuan obat-obatan dan desinfektan. Ditjen PKH Kementan dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Provinsi DIY juga telah mengalokasikan bantuan vaksin untuk vaksinasi antraks di Kab. Gunung Kidul. Kerjasama lintas sektor dan lintas batas dalam kerangka One Health Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis bersifat Zoonosis (PHMS-Z) juga akan dilakukan pada level provinsi yang akan dilaksanakan pada 4 Februari 2022 ini. Semoga dengan kerjasama dan kerja keras ini pengendalian antraks berjalan efisien dan efektif sehingga tidak terjadi kasus baru di masa mendatang.